Bagaimana dengan Arsitektur Jaringan ?
Sebelumnya
di bagian Macam-macam Jaringan (berdasarkan fungsi) sedikit saya
singgung tentang arsitektur jaringan. Arsitektur jaringan ini
terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
- Point-to-Point
Banyak
yang mengatakan point-to-point ini hampir sama atau malah disamakan
dengan konsep peer-to-peer. Namun faktanya itu berbeda, meski saya
belum bisa bilang bahwa itu salah. Kita coba definisikan lebih dalam
lagi tentang kedua hal ini.
Peer-to-peer
Sistematis
jaringan ini sama hanya dengan komunikasi 2 buah laptop yang
terkoneksi dengan kabel UTP secara langsung.
Gambar
3.5
Namun
dalam arsitektur peer-to-peer lebih merujuk kepada layer application.
Bisa kita bilang bahwa kedua Laptop (Laptop A dan Laptop B) dapat
saling terhubung dan saling berbagi file / sharing file. Seperti
inilah yang bisa kita bilang jaringan peer-to-peer.
Point-to-point
Sistematis
jaringan sama saja pada sistem jaringan peer-to-peer, namun lebih
spesifiknya ia berjalan di layer data link. Seperti halnya kedua
laptop tersebut terhubung secara langsung dengan kabel UTP. Ini lah
yang disebut dengan point-to-point.
Kesimpulannya
perbedaan antara peer-to-peer dengan point-to-point adalah jika peer
–to-peer lebih meruju kepada lapisan aplikasi yakni aplikasi apa
yang berjalan di jaringan tersebut namun jika point-to-point lebih
kepada perangkat atau media transmisi dengan kata lain merujuk kepada
layer data link. Karena perangkat yang menggunakan point-to-point
terhubung secara langsung.
- Broadcast
Arsitektur
selanjutnya adalah broadcast. Seperti sebelumnya telah saya bahas
sedikit tentang trafik broadcast. Broadcast terjadi ketika ada sebuah
perangkat mengirimkan packet data kepada sebuah segment dan setiap
perangkat yang ada di dalam segment tersebut akan menerima packet
data itu.
Gambar
3.6
Dan
sekarang berapakah banyaknya collision domain dan broadcast domain
yang terjadi ? simpan dulu oertanyaan tersebut di benak kalian..
Ok..
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita pahami dulu apa itu collision
domain dan broadcast domain ? lalu bagaimana bisa kita mengetahui
jumlah keduanya ?
Collision
Domain
Sebenarya
collision domain merupakan sebuah kondisi sederhana yang terjadi saat
kita mengirimkan sebuah frame ke perangkat jaringan lainnya melewati
perangkat hub/switch yang menyebabkan frame tersebut harus terhenti
sejenak agar bisa menyesuaikan waktu serta kondisi dengan frame dari
pengirim lainnya. Sederhananya seperti ini, kita ilustrasikan saja
menggunakan perangkat hub yang memiliki collision domain dan
broadcast domain satu saja.
Gambar
3.7
Jika
saat PC 1 mengirimkan sebuah packet frame kepada IP 10.10.10.2/24
yakni PC 2. Maka frame tersebut harus melewati perangkat HUB terlebih
dahulu, namun dikarenakan perangkat HUB memiliki sifat half duplex,
yakni pengiriman data searah tanpa memperdulikan data tersebut
terkirim atau tidak. Pada akhirnya menyebabkan frame tersebut terus
dikirim tanpa henti. Namun, dalam sebuah jaringan misalnya seperti
pada gambar 3.7, tidak mungkin hanya satu PC saja yang mengirimkan
data yang diformat dalam bentuk frame, akan ada lebih dari satu PC
yang mengirimkan data melewati hub tersebut, hal ini mengakibatkan
terjadinya tabrakan data yang dikirim dalam waktu bersamaan. Kondisi
inilah yang disebut dengan collision domain.
Untuk
mengatasi hal tersebut, munculah protokol CSMA/CD (Carrier Sense
Multiaccess with Collision Domain), protokol inilah yang akan
mengontrol setiap packet frame yang dikirimkan oleh end-device agar
tidak terjadi collision/tabrakan.
- Carrier Sense : Port hub akan melakukan listening wire (pemeriksaan/sesi membaca kondisi) apakah ada sebuah frame yang dikirimkan melalui port tersebut.
- Multiaccess : selanjutnya apabila ada frame yang terdeteksi, maka setiap perangkat yang terhubung akan menerima sebuah sinyal (sebuah sinyal yang mengakibatkan pengiriman atau penerimaan data terhenti) dan hub akan menentukan satuan waktu (clock) secara acak kepada setiap perangkat end-device untuk waktu lama pengiriman packet data.
Kita
gambarkan begini, pada suatu waktu secara bersamaan PC 1, PC 2, dan
PC 3 mengirimkan packet data dengan tujuan mereka masing-masing. Saat
itu juga CSMA/CD mendeteksi adanya frame yang masuk dan ingin
melewati perangkat miliknya (hub), lalu ia akan menentukan urutan
giliran serta waktu lama setiap perangkat dapat mengirimkan packet
data. Penentuan waktu interval setiap end-device nantinya akan
berbeda, hal ini terjadi karena ukuran frame dari setiap perangkat
pengirim berbeda-beda.
Setelah
penentuan waktu selesai, maka PC yang mendapat giliran mengirimkan
frame pertama kali bisa melewati hub hingga sampai tujuan dengan
selamat sampai batas waktu miliknya. Jika PC tersebut tetap tidak
dapat mengirim frame yang pertama, PC tersebut diberi kesempatan
percobaan 10 kali lagi hingga frame terkirim, namun jika tetap saja
gagal akan terjadi request time out dan akan dilanjutkan pengiriman
frame oleh PC lain.
Broadcast
Domain
Broadcast
domain terjadi ketika sebuah perangkat jaringan mengirimkan data
(frame) keseluruh port yang dimilikinya tanpa memperdulikan perangkat
yang koneksi ke port-port tersebut mau menerima data yang dikirimkan.
Hal ini terjadi sangat jelas di perangkat switch. Gambaran singkatnya
seperti ini :
Gambar
3.8
Saat
client PC 1 mengirimkan packet frame menuju alamat IP 10.10.10.2,
paket tersebut harus melewati perangkat switch terlebih dahulu.
Namun, berbeda dengan HUB yang dapat langsung melewatkan frame dari
pengirim ke penerima secara langsung. Switch tidak dapat melewatkan
frame tersebut secara langsung, karena di switch MAC Address dari
setiap perangkat yang terkoneksi dengannya tidak langsung tercatat di
tabel MAC jika perangkat tersebut sebelumnya belum pernah melewatkan
data melalui dirinya.
Untuk
itu, saat ada paket frame dari PC 1, switch akan mencatat MAC milik
PC 1, lalu ia akan membroadcast frame tersebut kepada seluruh port
ethernet yang aktif miliknya, kecuali port asal frame. Dengan tujuan
mengetahui siapa pemilik IP 10.10.10.2, karena pada frame tersebut
ada header IP dst. 10.10.10.2/24.
Gambar
3.9
Setelah
ada sebuah perangkat yang menjawab bahwa ia pemilik IP 10.10.10.2,
maka switch akan mencatat MAC address milik perangkat tersebut. Dan
kemudian akan mulai melewatkan frame yang sebelumya dikirimkan oleh
PC 1 ke PC 2 (pemilik IP 10.10.10.2).
Seperti
itulah konsep collision domain dan broadcast domain.
- NBMA (Non Broadcast Multi Access)
Oke,
pembahasan kita selanjutnya adalah Non Broadcast Multiaccess. Lalu
apa itu ? Pertama kita jabarkan dahulu satu persatu dari kata Non
Broadcast dan Multiaccess.
- Broadcast : Ini sudah kita bahas sebelumnya, contoh dari broadcast adalah ethernet. Sedangkan Non Broadcast adalah teknologi jaringan seperti frame relay, X.25, atau ATM (Asynchronous Transfer Mode). Non Broadcast ini artinya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan broadcast frame.
- Multiaccess : Sama seperti ethernet yang membentuk sebuah segment, berarti jaringan ini memiliki kemampuan untuk menghubungkan beberapa perangkat ke satu segment yang sama. Bisa dikatakan hampir sama dengan point-to-multipoint, untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi gambar berikut ini :
Gambar
4.0
Dalam
ilustrasi diatas bisa kita lihat, alur trafik data dari BTS 1 ke BTS
2 atau BTS 3 (garis biru). Terlihat bahwa data yang dikirimkan BTS 1
ke BTS 2, harus melewati sebuah cloud. Cloud itu maksudnya adalah
lambang dari teknologi WAN (switch frame relay) yang berfungsi
sebagai perantara. Namun, meski trafik data dari BTS 1 ke BTS 2 atau
BTS 3 melewati cloud, trafik data yang dikirimkan tidak bisa dengan
cara membroadcastnya ke semua link yang terbuka.
Data
yang dikirimkan harus secara individu, contohnya dari BTS 1 ke BTS 2,
lalu sebaliknya dan dari BTS 1 ke BTS 3 dan sebaliknya juga. Bisa
dibilang alur trafik ini adalah point-to-point.
Ada
yang menyebutkan bahwa komunikasi antar router satu dengan router
lainnya itu point-to-multipoint, namun itu sebenarnya salah. Karena
point-to-multipoint harus ada sebuah perantara di kedua titik
(pengirim dan penerima). Kecuali jika router tersebut difungsikan
sebagai frame relay.
Sebenarnya
NMBA ini merupakan teknologi yang bisa dibilang jadul, namun hal ini
perlu juga kita pahami karena saat kita mengimplementasikan routing
pada jaringan yang memiliki karakteristik seperti ini butuh
penanganan yang spesial.
Contoh
saja ketika kita menerapkan EIGRP pada jaringan seperti ini, butuh
spit-horizon issue.
Oke,
untuk pembahasan Basic Networking kita selesai. Untuk melanjutkan ke
tahap selanjutnya lebih baik pahami betul apa yang telah kita
pelajari sebelumnya karena pondasi-pondasi ini sangat sulit dipahami
dan sulit untuk menuju ke pembahasan yang lebih advance lagi di postingan berikutnya...
Sekian... See You... !!
Advertisement
EmoticonEmoticon